Oleh : Nesya Ardella Simamora
Sering sekali kita melihat bahwa status sosial kita, dilihat dari seberapa mahal barang-barang ataupun outfit yang kita kenakan. Bahkan sebagian orang juga banyak yang meletakkan kepercayaan dirinya pada barang-barang yang ia kenakan. Merasa insecure ketika mengenakan barang-barang yang bukan termasuk high brand. Di tongkrongan, di arisan, di reunian, kerap sekali terjadi adu outfit. Namun, ada juga sebagian orang yang lebih memilih barang-barang branded namun bukan didasari rasa ingin diakui, atau yang sering kita dengar istilah saat ini yaitu validasi orang lain. Orang-orang seperti ini kerap membeli barang branded dikarenakan kualitas yang baik dari barang tersebut, sehingga barang tersebut akan lebih awet dipakai bertahun-tahun sehingga akan lebih menghemat (saving cost) dibanding membeli barang yang murah namun cepat rusak dan harus membeli lagi. Itu malah membuatnya merasa boros dan tidak bijak dalam segi keuangan.
Namun, jangan salah. Baru-baru ini saya melihat banyak ‘sliweran’ review dari barang yang lumayan mahal dan branded namun kualitasnya tidak sesuai dengan harga yang dibandrol. Tidak sedikit konsumen yang merasa tertipu oleh merk dan harganya, yang diharapkan dapat digunakan lebih lama, malah didapati rusak dan tak jauh dari kualitas barang yang murah dipasaran. Oleh karena itu, sebagai konsumen, kita juga harus lebih teliti danbijak dalam memilih barang branded yang akan dibeli.
Beberapa tips yang bisa menjadi referensi kalian untuk mempertimbangkan untuk membeli barang branded atu tidak. Pertama, sesuaikan dengan budget kalian masing-masing. Selain barang branded, saat ini banyak juga produk lokal yang kualitasnya juga bagus. Jadi jangan memaksakan diri ya. Kedua, lebih teliti dalam memilih produk yang katanya branded namun kualitasnya tidak sesuai harga. Pelajari dan cari review dari pembeli sebelumnya, apakah worth it untuk dibeli. Ketiga, pilihlah model barang yang bersifat timeless. Agar model barang yang kalian beli bisa dipakai tanpa terlihat usang atau ketinggalan zaman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar