Oleh : Nesya Ardella Simamora
Jadi beberapa waktu lalu, ada satu tes yang diadakan disekolah anakku. Nah, tes ini tujuannya untuk melihat kecenderungan anak atau kata lainnya potensi. Gratis? ya pasti bayarlah, gak murah juga, jadi aku makin kuat alasannya untuk tidak mengikutkan anakku tes-tes sejenis itu. Kalian yang sedang membaca tulisan ini, mungkin ada yang sudah tau kali ya apa nama tes ini. Tapi sssst... aku gak mau spill disini nama tes nya ya. Intinya tes nya ‘katanya’ tujuannya untuk melihat potensi anak lewat sidik jari, yang dimana jari sang anak ditempelkan ke sejenis alat. Dulu sih pernah tes sidik jari ini sewaktu buat KTP, nah, alatnya begitulah kira-kira, percis malah. Setelah terlihat garis-garis tangan anak, penyelenggara tes ini mengaku bisa membaca potensi anak lewat sidik jari sang anak. Sehingga nantinya potensi yang telah disimpulkan, bisa membantu orang tua dalam mengarahkan minat dan bakat anak agar semakin optimal. Karena dirasa sudah mengetahui bakat sang anak, maka orangtua akan fokus kepada pengembangan bakat yang disimpukan dari hasil tes ini.
Tertarik ? oh aku sih tidak sama sekali. Jadi tuh, setelah aku membaca salah satu buku yang berjudul “Mindset” salah satu buku best seller yang telah terjual 1,9 juta eksemplar bahkan. Buku ini ditulis oleh Carol S.Dweck,Phd. Dari buku ini ada hal menarik yang kubaca, pertanyaan tentang mengapa manusia berbeda-beda ? mengapa ada yang cerdas dan ada yang tidak cerdas ? apakah ada suatu hal yang menjadi dasar perbedaan itu dan apakah sifatnya permanen atau bisa diubah?. Beberapa ahli bercerita tentang dua jenis mindset, ada yang disebut growth mindset dan ada juga fixed mindset. Apa perbedaan keduanya ? Nah, 2 jenis mindset ini lah yang membuat ada orang yang sukses dan ada orang yang stuck.
Kita bahasa satu persatu ya, mulai dari growth mindset. Mindset ini cenderung meyakini bahwa seorang manusia itu bisa berubah dari segi kemampuan, keahlian, bakat, kreatifitas, cara berfikir berdasarkan latar belakang tiap orang, pengalaman, pelatihan yang didapatkannya atau proses kehidupan yang dilaluinya. Orang yang mungkin dulunya tidak ahli dalam suatu hal atau bidang, dengan jika seseorang dengan Growth mindset ini, dia akan meyakini bahwa tidak ada yang tidak mungkin untuk dipelajari dan dilatih. Dengan belajar, maka setiap manusia pasti mampu dan punya keahlian tersebut meskipun awalnya dia tidak bisa atau mungkin awalnya dikatakan bukanlah bakatnya.
Kalian pernah dengar nama Alfred binet ? Dia adalah seorang pencipta tes IQ. Bahkan beliau lah yang mengatakan bahwa kecerdasan manusia bisa ditingkatkan melalui proses yang bisa mengasah kecerdasan manusia. Jadi beliau menyimpulkan bahwa proses kehidupan sesorang dapat menentukan kecerdasan sesorang. Padahal beliau pencipta tes IQ loh ! tapi beliau tidak mengatakan bahwa IQ itu sifatnya tetap atau permanen.
Nah, bagaimana dengan Fixed Mindset ?. Pernah gak kaian temui, seorang anak yang dulunya dibangku sekolah selalu juara dan mendapat ranking. Namun setelah dewasa eh kok malah gak sukses. Malah ada anak yang dulunya dikenal anak yang tidak cerdas, jarang mengerjakan PR sekolah, sering absen disekolah, sekarang malah bisa menjadi pengusaha sukses, menjadi jaksa, dan lain sebagainya. Ini menunjukkan bahwa seseorang yang mengandalkan kepintaran atau nilai akademiknya dulu semasa sekolah dan berfikir bahwa hal itu sudah cukup untuk mengantarkannya kelak menjadi orang yang sukses tanpa terus melatih diri dan berproses, ittu sangat keliru. Kecerdasan kita bisa dilatih dan ditingkatkan. Maka, mindset yang salah harus kita buang jika kita ingin bergerak sukses dan semakin sukse.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar