Senin, 20 Januari 2025

Climate Change !

Oleh : Nesya Ardella Simamora

Akhir tahun 2024, kita saksikan begitu banyak bencana banjir, longsor dimana-mana. Terutama banjir, bahkan orangtua saya menjadi salah satu korban banjir di kota Binjai Sumatera Utara. Untungnya saya dan keluarga, meskipun tinggal di kota yang sama, namun kami tak terkena dampak banjir di kota Binjai karena tempat tinggal kami berada di dataran yang lumayan tinggi. Kejadian banjir ini ternyata bukan banjir yang tergolong rendah, bahkan air bisa sampai se-dada orang dewasa. Untungnya tidak ada korban jiwa, namun kerugian yang dirasa cukup membuat sulit warga yang terdampak banjir.

Fenomena ini karena apa?. Setelah saya baca-baca tentang isu pemanasan global ternyata erat kaitannya dengan climate change yang kita rasakan saat ini. Emisi gas rumah kaca yang berlebihan membuat atmosfer semakin menipis dan panas yang masuk ke bumi semakin banyak akibat gas-gas CO2, metana, nitrogen yang memerangkap banyak panas di bumi yang menyebabkan suhu bumi meningkat, kita kenal dengan istilah pemanasan global. Efek rumah kaca, dimana atmosfer diumpamakan sebagai kaca, yang berfungsi sebagai lapisan pelindung bumi yang menyaring panas matahari masuk kebumi, dan menyerap Sebagian panas bumi agar makhluk di bumi bisa hidup dan menjadikan bumi dapat ditinggali manusia dan tidak terlalu dingin, sedangkan Sebagian panas lainnya di pantulkan oleh atmosfer ke angkasa sebagai radiasi infra red.

Namun, dikarenakan aktifitas manusia yang semakin tinggi, seperti pembakaran minyak, batu-bara, gas, asap kendaraan motor yang semakin banyak, menghasilkan CO2, Metana, dan Nitrogen yang berlebihan. Ditambah lagi deforestasi atau penembangan hutan yang menyebabkan berkurangnya pohon yang mampu menyerap CO2 di lingkungan. Akhirnya menyebabkan gas-gas berlebihan tersebut menyerap panas yang berlebihan di bumi. Akibat dari suhu bumi yang meningkat, maka penguapan di permukaan bumi dan laut dan mengahasilkan banyak uap air di armosfer yang dapat menyebabkan curah hujan yang meningkat dan badai. Selain itu suhu bumi meningkat menyebabkan es di kutub mencair dan menyebabkan bertambahnya volume air di laut.

Masalah lain yang lebih serius yaitu berdampak pada Kesehatan serta krisis air dan pangan manusia akibat perubahan iklim. Akibat perubahan iklim, tentu menyebabkan peningkatan vector penyebab penyakit demam berdarah ataupun malaria. Dan terlihat saat ini banyaknya peningkatan kasus kejadian demam berdarah. Sedangkan untuk krisis air dan pangan, banyaknya lahan pertanian yang rusak akibat banjir serta dibagian wilayah lainnya yang mengalami kekeringan lahan akibat perubahan cuaca yang ekstrim. Tentu ini merupakan suatu masalah yang serius bagi keberlangsungan makhluk di bumi.

Permasalah climate change ini harus diatasi Bersama-sama. Bukan hanya permsalahan pemerintah atau Sebagian golongan. Tentu perlu adanya kesadaran bagi kita, seluruh makhluk di bumi ini melakukan Langkah-langkah untuk mengurangi emisi efek rumah kaca. Salah satu hal kongkrit yang dapat kita lakukan adalah menghemat Listrik dan air, kurangi penggunaan plastic, gunakan transportasi ramah lingkungan, dan semua dimulai dari diri kita sendiri.

 

Tidak ada komentar:

Ketika Rasa Malas Itu Muncul

by : Nesya Ardella Simamora Rutinitas yang kita lakukan setiap hari, mulai dari bangun tidur hingga kembali tidur saat malam hari, memang sa...