Oleh : Nesya Ardella Simamora
Akhir tahun 2024, kita saksikan
begitu banyak bencana banjir, longsor dimana-mana. Terutama banjir, bahkan
orangtua saya menjadi salah satu korban banjir di kota Binjai Sumatera Utara.
Untungnya saya dan keluarga, meskipun tinggal di kota yang sama, namun kami tak
terkena dampak banjir di kota Binjai karena tempat tinggal kami berada di
dataran yang lumayan tinggi. Kejadian banjir ini ternyata bukan banjir yang
tergolong rendah, bahkan air bisa sampai se-dada orang dewasa. Untungnya tidak
ada korban jiwa, namun kerugian yang dirasa cukup membuat sulit warga yang
terdampak banjir.
Fenomena ini karena apa?. Setelah
saya baca-baca tentang isu pemanasan global ternyata erat kaitannya dengan climate
change yang kita rasakan saat ini. Emisi gas rumah kaca yang berlebihan
membuat atmosfer semakin menipis dan panas yang masuk ke bumi semakin banyak
akibat gas-gas CO2, metana, nitrogen yang memerangkap banyak panas di bumi yang
menyebabkan suhu bumi meningkat, kita kenal dengan istilah pemanasan global.
Efek rumah kaca, dimana atmosfer diumpamakan sebagai kaca, yang berfungsi
sebagai lapisan pelindung bumi yang menyaring panas matahari masuk kebumi, dan
menyerap Sebagian panas bumi agar makhluk di bumi bisa hidup dan menjadikan
bumi dapat ditinggali manusia dan tidak terlalu dingin, sedangkan Sebagian
panas lainnya di pantulkan oleh atmosfer ke angkasa sebagai radiasi infra red.
Namun, dikarenakan aktifitas
manusia yang semakin tinggi, seperti pembakaran minyak, batu-bara, gas, asap
kendaraan motor yang semakin banyak, menghasilkan CO2, Metana, dan Nitrogen
yang berlebihan. Ditambah lagi deforestasi atau penembangan hutan yang menyebabkan
berkurangnya pohon yang mampu menyerap CO2 di lingkungan. Akhirnya menyebabkan
gas-gas berlebihan tersebut menyerap panas yang berlebihan di bumi. Akibat dari
suhu bumi yang meningkat, maka penguapan di permukaan bumi dan laut dan
mengahasilkan banyak uap air di armosfer yang dapat menyebabkan curah hujan
yang meningkat dan badai. Selain itu suhu bumi meningkat menyebabkan es di
kutub mencair dan menyebabkan bertambahnya volume air di laut.
Masalah lain yang lebih serius
yaitu berdampak pada Kesehatan serta krisis air dan pangan manusia akibat
perubahan iklim. Akibat perubahan iklim, tentu menyebabkan peningkatan vector penyebab
penyakit demam berdarah ataupun malaria. Dan terlihat saat ini banyaknya
peningkatan kasus kejadian demam berdarah. Sedangkan untuk krisis air dan
pangan, banyaknya lahan pertanian yang rusak akibat banjir serta dibagian
wilayah lainnya yang mengalami kekeringan lahan akibat perubahan cuaca yang
ekstrim. Tentu ini merupakan suatu masalah yang serius bagi keberlangsungan
makhluk di bumi.
Permasalah climate change ini
harus diatasi Bersama-sama. Bukan hanya permsalahan pemerintah atau Sebagian golongan.
Tentu perlu adanya kesadaran bagi kita, seluruh makhluk di bumi ini melakukan Langkah-langkah
untuk mengurangi emisi efek rumah kaca. Salah satu hal kongkrit yang dapat kita
lakukan adalah menghemat Listrik dan air, kurangi penggunaan plastic, gunakan
transportasi ramah lingkungan, dan semua dimulai dari diri kita sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar