Oleh : Nesya Ardella
Simamora
Aku
seorang Wanita muda beberapa tahun lalu, yang isi kepalanya banyak rencana, banyak
cita-cita, banyak maunya tapi kadang rasanya mau meledak saja. Ya, saat itu
darah muda memang mengalir deras di venaku. Wanita yang dulunya selalu ingin
menantang dirinya. Berpetualang hingga jauh ke ujung negeri. Merasakan hidup
ditempat yang asing dan jauh dari hingar bingar. Keluar dari comfort zone.
Merantau. Karena ‘katanya’ orang yang berilmu dan beradab tidak diam
beristirahat di kampung halaman. Demikian Imam Syafi’I memberi nasehat.
Mendengarnya membuat wanita muda beberapa tahun lalu membara semangatnya. Pergi
mencari hikmat di titik bumi Indonesia lainnya. Bahkan menghilang bertahun bak
ditelan bumi. Ya ! Aku pernah hilang menyatu dengan hutan di pedalaman Papua.
Diperbatasan negeri tanpa sinyal, tanpa listrik dan hidup jauh dari peradaban
kota. Sebegitunya darah muda yang mengalir saat diriku masih bisa dibilang
“gadis petualang”. Semua hal ingin kucoba dan prinsipnya hanya “push your
limit nesya !”. Hingga saat ini kalau membayangkan kondisi waktu itu, aku
masih bertanya-tanya, wah, bisa ya
ternyata aku hidup disana dan kembali dengan ‘hidup-hidup’. (Hahhaa)
Demikian
wanita muda beberapa tahun lalu. Lantas, sekarang bagaimana kabarnya? Tanyaku
pada diriku sendiri. Tetap saja masih seperti yang dulu, wanita yang penuh
dengan ambisi namun sekarang langkah kakinya yang menjadi agak sempit. Tak bisa sebebas burung yang dulunya
terbang sesuka hati kemanapun dan kapanpun. Kini wanita itu bertransformasi
menjadi seorang Ibu. Ibu dengan tiga
anak. Sudah lama pun rasanya tak menghirup aroma bandara, yang dulunya bandara
itu tempat hibernasi. Tak mudah menjadi seorang ibu ternyata ya ! hahhaa You
know what I mean. Tapi terlepas dari segala yang kusebut ‘kebebasan, keterbatasan’
tak bisa mengalahkan kesyukuranku atas gelar ibu yang kusandang saat ini. Kurasa
ini kasta tertinggi dari semua challenges
yang sengaja kuambil.
Kenapa?
Satu alasan utama yaitu pahalanya di hadapan Allah itu yang gak main-main. Wanita
dengan kodratnya menjadi seorang ibu. Allah telah men-design sebegitu
luar biasanya makhluk Wanita ini, Allah
menyiapkan sebuah tempat Bernama Rahim didalam tubuhnya. Tempat seorang makhluk
Allah tumbuh hingga nanti dilahirkan kedunia. Dan menjadi madrasah pertama bagi
makhluk yang dilahirkannya adalah peran yang luar biasa. Peradaban ini ternyata
memang dimulai dari seorang Wanita. Bagaimana bentuk peradaban kedepannya, itu
ditentukan bagaimana Wanita-wanita dimuka bumi ini menjalankan perannya sebagai
sekolah pertama bagi seorang insan di bumi ini. Interesting !.
Wanita
muda beberapa tahun lalu hanya seorang manusia biasa yang kadang dalam
prosesnya yang kini menjadi seorang ibu pun tak jarang menjumpai banyak kerikil-kerikil.
Bukan kerikil bahkan, kadang malah bongkahan bebatuan yang yang mau
disingkarkan udah gak bisa. Aku sebut bongkahan bebatuan ini adalah “rasa syukur”.
Ya, disebut sebagai bongkahan bebatuan besar jika diri ini kehilangan rasa syukur.
Karena merasa jenuh, merasa dirinya tak
seperti dulu lagi, merasa mimpinya habis terkubur, merasa tak bisa melanjutkan
cita-cita. Hanya karena saat ini dia harus struggle dengan segala prosesnya
seorang ibu, merawat dan menjaga anak-anaknya. Dia kehilangan jati diri. Dia lupa
apa yang didepan matanya ada nikmat yang luar biasa. Semua kenikmat yang ada sudah
tak tampak lagi dimatanya karena tertutup oleh hilangnya rasa Syukur. Dulu kamu
mengenal istilah ‘hibernasi’. Sekarang mengapa tak sebut saja bahwa ini adalah saat
kamu hibernasi dahulu sebelum melanjutkan segala cita-citamu yang tertunda. Fokus
dulu denga napa yang ada dihadapanmu saat ini. Semua impianmu pasti akan
menunggu waktumu yang tepat untuk dijemput. Mereka tidak kemana-mana. Mereka tetap
ada difikiranmu. Semua ada waktunya. Jalani saja dan nikmati segala proses yang
ada didepan matamu saat ini. Nanti kita berjumpa di saat yang tepat lagi tentu
dengan versi Wanita muda beberapa tahun lalu yang sudah agak tak muda. Mwehehe.
Good luck duhai wanitaku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar