Jumat, 03 Januari 2025

Wanita Muda Beberapa Tahun Lalu

 

Oleh : Nesya Ardella Simamora

 

               Aku seorang Wanita muda beberapa tahun lalu, yang isi kepalanya banyak rencana, banyak cita-cita, banyak maunya tapi kadang rasanya mau meledak saja. Ya, saat itu darah muda memang mengalir deras di venaku. Wanita yang dulunya selalu ingin menantang dirinya. Berpetualang hingga jauh ke ujung negeri. Merasakan hidup ditempat yang asing dan jauh dari hingar bingar. Keluar dari comfort zone. Merantau. Karena ‘katanya’ orang yang berilmu dan beradab tidak diam beristirahat di kampung halaman. Demikian Imam Syafi’I memberi nasehat. Mendengarnya membuat wanita muda beberapa tahun lalu membara semangatnya. Pergi mencari hikmat di titik bumi Indonesia lainnya. Bahkan menghilang bertahun bak ditelan bumi. Ya ! Aku pernah hilang menyatu dengan hutan di pedalaman Papua. Diperbatasan negeri tanpa sinyal, tanpa listrik dan hidup jauh dari peradaban kota. Sebegitunya darah muda yang mengalir saat diriku masih bisa dibilang “gadis petualang”. Semua hal ingin kucoba dan prinsipnya hanya “push your limit nesya !”. Hingga saat ini kalau membayangkan kondisi waktu itu, aku masih  bertanya-tanya, wah, bisa ya ternyata aku hidup disana dan kembali dengan ‘hidup-hidup’. (Hahhaa)

               Demikian wanita muda beberapa tahun lalu. Lantas, sekarang bagaimana kabarnya? Tanyaku pada diriku sendiri. Tetap saja masih seperti yang dulu, wanita yang penuh dengan ambisi namun sekarang langkah kakinya yang menjadi agak  sempit. Tak bisa sebebas burung yang dulunya terbang sesuka hati kemanapun dan kapanpun. Kini wanita itu bertransformasi menjadi seorang Ibu.  Ibu dengan tiga anak. Sudah lama pun rasanya tak menghirup aroma bandara, yang dulunya bandara itu tempat hibernasi. Tak mudah menjadi seorang ibu ternyata ya ! hahhaa You know what I mean. Tapi terlepas dari segala yang kusebut ‘kebebasan, keterbatasan’ tak bisa mengalahkan kesyukuranku atas gelar ibu yang kusandang saat ini. Kurasa ini kasta tertinggi dari semua  challenges yang sengaja kuambil.

               Kenapa? Satu alasan utama yaitu pahalanya di hadapan Allah itu yang gak main-main. Wanita dengan kodratnya menjadi seorang ibu. Allah telah men-design sebegitu luar biasanya makhluk Wanita ini,  Allah menyiapkan sebuah tempat Bernama Rahim didalam tubuhnya. Tempat seorang makhluk Allah tumbuh hingga nanti dilahirkan kedunia. Dan menjadi madrasah pertama bagi makhluk yang dilahirkannya adalah peran yang luar biasa. Peradaban ini ternyata memang dimulai dari seorang Wanita. Bagaimana bentuk peradaban kedepannya, itu ditentukan bagaimana Wanita-wanita dimuka bumi ini menjalankan perannya sebagai sekolah pertama bagi seorang insan di bumi ini. Interesting !.

               Wanita muda beberapa tahun lalu hanya seorang manusia biasa yang kadang dalam prosesnya yang kini menjadi seorang ibu pun tak jarang menjumpai banyak kerikil-kerikil. Bukan kerikil bahkan, kadang malah bongkahan bebatuan yang yang mau disingkarkan udah gak bisa. Aku sebut bongkahan bebatuan ini adalah “rasa syukur”. Ya, disebut sebagai bongkahan bebatuan besar jika diri ini kehilangan rasa syukur.  Karena merasa jenuh, merasa dirinya tak seperti dulu lagi, merasa mimpinya habis terkubur, merasa tak bisa melanjutkan cita-cita. Hanya karena saat ini dia harus struggle dengan segala prosesnya seorang ibu, merawat dan menjaga anak-anaknya. Dia kehilangan jati diri. Dia lupa apa yang didepan matanya ada nikmat yang luar biasa. Semua kenikmat yang ada sudah tak tampak lagi dimatanya karena tertutup oleh hilangnya rasa Syukur. Dulu kamu mengenal istilah ‘hibernasi’. Sekarang mengapa tak sebut saja bahwa ini adalah saat kamu hibernasi dahulu sebelum melanjutkan segala cita-citamu yang tertunda. Fokus dulu denga napa yang ada dihadapanmu saat ini. Semua impianmu pasti akan menunggu waktumu yang tepat untuk dijemput. Mereka tidak kemana-mana. Mereka tetap ada difikiranmu. Semua ada waktunya. Jalani saja dan nikmati segala proses yang ada didepan matamu saat ini. Nanti kita berjumpa di saat yang tepat lagi tentu dengan versi Wanita muda beberapa tahun lalu yang sudah agak tak muda. Mwehehe. Good luck duhai wanitaku.  

Tidak ada komentar:

Ketika Rasa Malas Itu Muncul

by : Nesya Ardella Simamora Rutinitas yang kita lakukan setiap hari, mulai dari bangun tidur hingga kembali tidur saat malam hari, memang sa...